Selamat datang di blog ku..... kalau udah baca kasih penilaian ya

Rabu, 05 Oktober 2011

sebuah harapan di sepertiga kehidupan

langkahku mulai tak lagi tegar
terseok lunglai dan kadang gemetar
mataharikupun tak lagi tajam memancar
tapi mataku masih tajam tuk membedakan mana yang benar
dan telingaku masih tetap mendengar
harapanku...................


Selasa, 20 September 2011

Bulan pucat di atas pintu air 10

Dulu sekitar tahn 2006 saya pernah bekerja di disnaker kota tangerang, waktu itu kantornya ada di sebelah utara pintu air 10 ( depan mess persita atau persi kota ya) pokoknya di depan mess pemain sepak bola ...... nah karena saya kalau berangkat kerja dari arah cadas(sy tinggal di pasar kemis) maka kalau mengikuti jalan harus memutar melewati neglasari, tapi ada jalan pintas yang tidak memutar yaitu melewati atas dam pintu air 10. dan saya berangkat pulang kerja selalu lewat situ meskipun jalan itu sempit ( panjangnya -+ 150 m ) dan hanya bisa di lalui oleh satu motor .
Pada suatu sore saya pulang kesorean, sekitar jam 7 abis magrib saya berangkat dari kantor dan melewati jalan pintas yang biasa, ketika sampai di deket dam saya baru ingat bahwa tadi pagi pas berangkatnya pintu besi yang sebelah sana di kunci pake gembok besar, maksud hati sih mau balik dan memutar melewati bunderan neglasari tapi urung karena di tengah jembatan panjang di atas dam tsbt aku lihat banyak sekali orang memancing meskipun gelap namun masih terlihat jelas oleh cahaya lampu dari kejauhan, bukan hanya mancing ternyata ...... tapi ada juga yang pacaran, maka aku bermaksud lewat situ saja.
Dengan hati2 vespa ku jalankan namun ketika melewati orang2 yang mancing di tengah jembatan dam itu saya jadi heran, karena orang2 itu seakan cuek dan tak menghiraukan saya sehingga saya bunyikan klakson (karena ada yang duduk di tengah2). saya bilang permisi berkali kali tetap saja seakan tak mendengar saya...... saya jadi kesel emosi....... namun begitu sy bermaksut turun dari vespa untuk menegur orang2 tsbt mendadak kepala saya jadi pusing dan sepertinya saya terlempar ke bawah dam sungai cisadane.yang airnya sedang penuh...........

Ku dengar suara klakson yang sangat keras dan bau harum bunga yang sangat menyengat...... lalu kucoba mengangkat kepalaku , ternyata aku sedang duduk di atas motor vespaku dan parkir di bawah pohon besar yang batangnya berbunga yang baunya harum dekat jembatan pintu air(sekarang pohon iitu sepertinya sudah di tebang).vespaku terparkir di bawah pohon itu di pinggir jalan dan aku duduk di atasnya menghadap ke arah cadas.
Butuh beberapa saat untuk memulihkan kesadaranku, di sela sela kemacetan mobil yang antri lampu merah dekat situ aku sempatkan melongok di pintu besi yang gak jauh dari situ..... masih tergembok seperti tadi pagi....lalu kenapa saya tiba2 berada di tempat itu ... padahal jarak aku sekarang dengan tadi sekitar 200 m,seketika aku merinding dan cepat2 pulang ........ mulai saat itu ketika aku melewati tempat itu dan bau harum pohon itu aku merinding.......
Waallahu a'lam.

Kenangan manis di suatu ketika

ketika saya berusia sembilan tahun (sekitar tahun 1979), di sebuah desa yang sangat permai namanya Desa Sriwidodo kecamatan  Gunung Balak Kab Lampung tengah ( denger2 sekarang udah jadi lampung timur) . ada kenangan yang sangat manis yang sukar untuk saya lupakan.....
ketika itu, ibu saya selalu meminta saya untuk mengantarkan sekeranjang kecil sayuran untuk sebuah keluarga, entah kenapa jika ibu menyuruh aku melakukan itu aku  jadi sangat senang sekali,meskipun aku belum bisa naik sepeda dan hanya mendorongnya, pasalnya keluarga ini adalah keluarga yang luar biasa ,keluarga baru yang ramah, elit dan satu satunya yang berasal dari kota. ya inilah keluarganya pak Mantri Tjik Akip Gani.
bagaimana aku tidak senang di rumah itu......... karena di situ saya bisa melihat TV rame2 ( waktu itu satu kampung yang punya tv hanya tiga, pak mingan, pak gento dan pak mantri) aku masih ingat film kartun waktu itu  TVRI sabtu sore Jhoni Ques, minggu sore cerita legenda sanggar cilik, hari2 yang lain ada scoobidoo,donald duck, dll.
selain itu ada burung yang di piara burung rangkok, saya masih ingat betul aku selalu kasih makan belalang burung itu setiap pulang sekolah, aku juga di buat kagum aleh tanaman yang di tanam di samping barat rumah pak mantri yaitu pohon Pisang seribu..... karena buahnya yang sangat banyak  saking panjangnya sampai2 jantungnya menyentuh tanah.
yang paling tidak bisa terlupakan lagi ......... anak2 pak mantri yang keren keren, terutama yang namanya redian...... anaknya sangat execlusif. mungkin karena sekolahnya di kota pulangnya pun sebulan sekali jadi jarang bergaul sama kita kita.... tapi dia anaknya baik,. pernah saya di tanya ketika berangkat sekolah saya bawa minuman apa,? .dia menanyakan bekel bawaan saya air minum teh manis. lalu jawab saya " ini air teh" . tapi redian kurang jelas kali dia nanya lagi "Air mentah???". maka kujawab lagi lebih keras " ini air teh!......".
begitu juga dengan adik adiknya semuanya cantik cantik......  Evita anaknya jutek tapi baik sih, Ameng  teman sekelasku , anaknya ramah, tapi aku kalau ketemu dia  malu ........ karena temen2 sekelasku menjodohkan aku denganya.
yang selalu main bersamaku yang bernama Jariyan.....main tembak tembakan, main bola di depan balai desa sampai mencari ikan di sungai,pernah tanganya di gigit kepiting sampai bengkak.
pak mantri orangnya sangat keren..... kemana2 selalu naik vespa, aku masih ingat betul vespanya warna krem dan tas hitam selalu di cantolkan di kaitan bawah jok..... dan yang paling gak bisa ku lupakan adalah senyum manis beliau ketika selesai menyuntik saya, beliau selalu memberikan 2 roti marie...... sebagai hadiah ketika aku selesai di suntik. senyum manis itu sampai sekarah susah terlupakan.
Beliau orangnya sangat cerdas, terbukti beliau menjabat PS di sekolahku. dan banyak ide ide brilian untuk kemajuan sekolahku....
 begitu juga halnya bu mantri, pak mantripun bersahabat dekat dengan  bapakku.... setiap hari selalu nongkrong bersama( kan sama sama tokoh, karena bapakku Penghulu di kampung),pernah pada suatu ketika keluargaku mau menghadiri hajatan saudara di metro, pak mantri meminjamkan mobilnya secara gratis, aku  masih inga betul mobil pick up kijang warna hijau yang di beri nama "sapa neduh"dan ada tanduk kijang beneran di bagian depanya. ketika bapakku mau memberikan uang sewa justru pak mantri mengembalikanya...... padahal pak mantri kan harus bayar sopir, Om Has waktu itu dan keneknya Acis....
Hingga pada suatu saat kami harus terpisah dengan keluarga pak mantri, bukan  hanya keluarga pak mantri saja akan tetapi dengan semua warga kampung karena adanya program pemerintah Transmigrasi lokal di thn 1984, terahir aku ketemu beliau (pak mantri dan bu mantri) pada saat kami berangkat trans di lampung utara....... di tepi danau jepara saling bertangis tangisan karena perpisahan.hingga 30 thn berlalu kira2 lima bulan yang lalu aku berhasil menemukan akun fesbuk nya pak redian....... setelah dua tahun sy mencari di fb.
dan saya tau kabar duka bahwa beliau berpulang  baru saja ...... dari fb juga.
kini sosok yang menginspirasiku di masa kecil itu sudah tiada, dan semoga pengabdian nya di masa lalu bisa jadi jalan terang buat beliau........ amiiinnn.
selamat jalan pak mantri......

Kamis, 01 September 2011

Pesan Almarhum Abah

dulu, Saat usiaku kira kira 6 tahunan, dirumahku ,di sebuah desa terpencil desa sriwidodo kecamatan gunung balak kab lampung tengah, pada suatu malam abah kedatangan tamu beberapa orang pria tengah baya yang nampaknya cukup akrab dengan abah. namun yang membuat aku tak bisa melupakan  saat itu bukan lah sosok tamu tamu tersebut, akan tetapi dengan kejadian sesudahnya.
setelah mereka lama berbincang dan kadang diselingi tawa senda gurau, tibalah saatnya Abahku menjamu tamu tamunya dengan makan malam hasil masakan ibuku dan di ruang tamu itulah kami bersama makan, setelah usai makan yang paling sepuh diantara mereka menanyakan kamar mandi, dan ditunjukkan lah oleh abahku maka ketika berdiri dari duduk dan hendak menuju tempat yang telah ditunjukkan oleh abahku tanpa sengaja kepalanya menyundul lampu petromak yang tepat diatas kepalanya,karuan saja menimbulkan bunyi yang sangat mengejutkan....  beberapa serpihan kaca petromak panas mengenai kakiku yang waktu itu aku masih berada di pangkuan abah karuan saja keesokan harinya melepuh dan mbolonyok hingga bekasnya sampai sekarang masih ada.
belakangan ini aku baru ngeh dan ingat akan peristiwa tersebut , yang bertahun tahun aku bingung di buatnya.ketidak fahamanku tentang wanti wanti abahku ketika aku pamit hendak memulai petualanganku melanglang dunia untuk nyantri di pulau jawa . beliau berpesan "Rois kamu boleh ke pesantren mana aja tapi jangan ke pesantrenya dollah sungkar" waktu itu aku gak faham dengan pesan itu tapi aku juga gak berani bertanya tapi hanya aku ingat ingat saja. 
Kalimat itu selalu terngiang di telingaku , satu nama itu dan berakibat selalu mambuat perhatianku ketika aku akan nyantri di sebuah pesantren.hingga bertahun tahun menjadi misteri bagiku, beberapa tahun terahir secara perlahan mulai terkuak, pertama kali nama dollah sungkar di sebut selain abahku adalah oleh bibir amrozi sang teroris bom bali yang telah di hukum mati ketika di wawancarai di tv adalah murid dari almarhum Dollah sungkar.
Abahku kembali menyebut nama itu terahir di saat menjelang abahku berpulang thn 2002 saat itu sambil berbaring di rumah sakit ciptomangun kusumo Jakarta usai nonton tv abah bertanya padaku " kamu masih ingat peristiwa itu is," abah sambil mengisahkan kejadian petromak waktu itu, lalu aku mengiyakan dan belia kembali bertanya" kamu tau siapa yang menyundul lampu itu?" aku hanya menggeleng memang nggak tau lalu abahku melanjutkan" dia adalah Dollah Sungkar" aku hanya ternganga mendengar kalimat itu. "Dan kamu tau, kenapa Abah berpesan jangan ke pesantrenya? ......... karena pesantrenya bukan pesantren NU".
Wallahu a'lam bisshowab, hanya curhat.

Rabu, 31 Agustus 2011

Terusir

Melayang...................
raga ini, bagai randu di musim kemarau
terusir tiupan angin
Tercampak
Berserakan
Hingga jaman tak lagi hiraukan
Ketika sang waktu memasung otakku
Ketika hari hari telah hampa tanpa nama 
meski semua kan kembali ke tiada...........





Tangerang, 31 Agustus 2011.
                      
                     

Gemuruh dada yang poranda

Abrasi telah torehkan sejuta luka di dada
Di hamparan rona jingga di batas cakrawala
Di tatapan matamu
Juga pelukanMu yang tak pernah merenggang.

         Senja ini nafasku terasa tinggal satu satu
         pertanda saatku pun sebentar lagi akan tiba
         Meski biduk di depan sana kian merapat
         Hingga kecipaknya terasa kian menyayat

 Wahai..........
 Engkau Sang pemilik malam
 Mengapa Engkau begitu tergesa-gesa
 hingga kau renggut segala keindahan
 Meski terang bulan sanggup tuk menggantikan.....

       Abrasi telah butakan mataku
       Hingga sulit ku  tuk menemukanMu....


                          Tangerang, 31 Agustus 2011.